ANAK
AGUNG ADI BIANTARA 1015351020
I.
AKUN
– AKUN PERUSAHAAN DAGANG
Akun-akun yang
merupakan ciri khas perusahaan dagang selain seperti yang terdapat di
perusahaan jasa adalah sebagai berikut :
1. Akun
pembelian di sisi debit (D)
2. Akun
penjualan dicatat di sisi kredit (K)
3. Akun potongan
pembelian dicatat di sisi kredit (K)
4. Akun potongan
penjualan dicatat di sisi Debit (D)
5. Akun retur
pembelian dicatat di sisi kredit (K)
6. Akun retur
penjualan dicatat di sisi debit (D)
7. Akun biaya
angkut pembelian dicatat di sisi debit (D)
8. Akun biaya
pengiriman dicatat di sisi debit (D)
9. Akun
persediaan barang dagang dicatat di sisi debit (D)
10. Akun utang
usaha dicatat di sisi kredit (K)
11. Akun piutang
usaha dicatat di sisi debit (D)
12. Harga pokok
penjualan dicatat di sisi debit (D)
Penjelasan
akun-akun sabagai berikut:
Akun Pembelian
Akun pembelian
terjadi karena perusahaan membeli barang dagang dengan tujuan untuk dijual
kembali. Pembelian barang dagang ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
pembelian tunai, pembelian kredit, pembelian sebagian tunai dan sebagian
kredit.
Untuk pembelian
barang yang tidak untuk dijual kembali dicatat dalam akun berbeda. Pembelian
selain barang dagang misalnya pembelian peralatan dicatat pada akun peralatan
dan jika yang dibeli perlengkapan maka dicatat pada akun perlengkapan. Dokumen
sumber yang diperoleh dari kegiatan pembelian tersebut adalah faktur atau
kuitansi.
Akun Penjualan
Akun penjualan
terjadi karena perusahaan menjual barang dagang yang diperoleh dari pemasok dan
dengan tujuan untuk memperoleh laba. Penjualan dapat dilakukan dengan tunai,
kredit, dan dengan sistem uang muka yang sisanya dapat diangsur, dengan diikuti
syarat pembayaran dan syarat penyerahan. Dasar pencatatannya adalah faktur
(jika dengan kredit) dan bukti penerimaan kas jika dengan tunai.
Akun Potongan Pembelian
Akun potongan
pembelian ini terjadi karena penjual memberikan potongan kepada pembeli, dengan
tujuan agar pembeli melunasi utangnya sebelum jatuh tempo atau tepat pada waktu
yang telah disepakati. Selama masih dalam masa potongan, maka utang yang
dibayar adalah harga faktur dikurangi dengan potongan yang diterima. Dasar
pencatatannya adalah kuitansi atau faktur yang distempel lunas.
Akun Potongan Penjualan
Akun potongan
penjualan ini merupakan pencatatan atas potongan yang diberikan oleh penjual
dengan harapan agar tagihannya dapat segera dilunasi. Potongan ini akan
mengurangi tagihan yang diterima penjual sehingga jumlah yang diterima oleh
penjual sebesar jumlah tagihan dikurangi dengan potongan yang diberikan. Dasar
pencatatannya adalah bukti kas masuk dari pelunasan piutang yang di dalamnya
dijelaskan besarnya potongan.
Akun Retur Pembelian
Akun retur
pembelian ini terjadi karena pembeli mengembalikan sebagian barang yang telah
dibeli atau ada sebagian yang rusak dan tidak cocok dengan pesanan. Jika
pengembalian barang yang dibeli dilakukan secara tunai, maka penjual akan
mengembalikan besarnya retur dengan tunai juga. Akan tetapi, jika pada waktu
membeli barang itu dilakukan secara kredit, maka besarnya retur akan mengurangi
harga fakturnya. Dasar pencatatannya berupa nota debit.
Akun Retur Penjualan
Akun retur
penjualan terjadi karena penjual menerima kembali sebagian barang yang telah
dijual karena mutunya tidak sesuai dengan pesanan. Pengembalian barang ini oleh
penjual akan mengurangi tagihannya kepada pembeli. Dasar pencatatannya berupa
nota kredit.
Akun Biaya Angkut
Akun biaya
angkut ini terjadi ketika pembeli harus membayar ongkos agar barang yang dibeli
sampai ke gudang pembeli. Dengan demikian harga perolehannya terdiri dari harga
beli barang ditambah beban angkutnya. Dasar pencatatannya berupa bukti kas
keluar atau kuitansi
Akun Biaya Pengiriman
Akun biaya
pengiriman atau beban ini terjadi karena penjual bersedia mengirim barang dari
toko (penjual) sampai di tempat pembeli. Hal ini terjadi karena pada waktu
transaksi jual-beli telah dicantumkan dalam syarat penyerahan, bahwa penjual
menanggung ongkos kirim. Bukti pencatatannya berupa bukti kas keluar atau
kuintansi.
Akun Persediaan
Akun persediaan
ini merupakan nilai persediaan barang dagang yang belum terjual pada akhir
periode akuntansi, yang dicatat dengan nilai realisasi bersih (menurut SAK).
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga penjualan dalam kegiatan normal
dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan penjualan.
II.
AKUN
– AKUN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perbedaan ini,marilah
kita bandingkan harga pokok penjualan dalam laporan rugi-laba perusahaan dagang
degan laporan rugi-laba perusahaan manufaktur.
Laporan harga pokok produksi menujukkan biaya untuk menghasilkan produk
yang dihasilkan perusahaan manufaktur.Adanya perbedaan catatan dan teknik yang
digunakan dalam akuntansi untuk biaya-biaya ini,menyebabkan timbulnya perbedaan
dalam karakteristik akuntansi perusahaan manufaktur.
Ø
AKUN –
AKUN BIAYA PRODUKSI
Dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk,perusahaan
manufaktur biasanya mengeluarkan berbagai macam biaya.Biaya yang beraneka ragam
tersebut dapat dikelompokan menjadi 3 golongan besar,yakni :bahan
langsung,tenaga kerja langsung,dan overhead pabrik.
1. Bahan Langsung
Bahan yang digunakan dan menjadi bagian dari produk jadi disebut bahan
langsung.sebagai contoh,bahan langsung dalam sebuah pabrik sepatu terdiri dari
kulit,kain,benang,paku,dan lem. Bahan langsug harus dibedakan dari bahan tak
langsung yang meliputi bahan-bahan perlengkapan pabrik seperti minyak dan oli
mesin,bahan bakar dan sebagainya.bahan tak langsung digunakan dalam proses
produksi,tetapi tidak menjadi bagian dari produk jadi.oleh karena itu,biaya
bahan tak langsung menjadi sukar untuk ditelusuri ke unit barang tertentu atau
proses tertentu.
Barang-barang yag dibeli perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi
disebut bahan baku (raw material).biasanya bahan baku digunakan dalam proses
produksi,seperti halnya bahan langsung.pada saat dibeli bahan tersebut didebet
ke rekening pembelian bahan baku.akan tetapi jika bahan yang dibeli tersebut
akan digunakan sebagai bahan tak langsung,maka rekening yang digunakan adalah
perlengkapan pabrik.
2. Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses mengubah bahan menjadi
produk jadi disebut tenaga kerja langsung.tenaga kerja tak langsung digunakan
dalam proses produksi tetapi tidak bias dihubungkan atau diterapkan pada suatu
produk tertentu.oleh karena itu tenaga kerja tak langsung tidak dapat dengan
mudah dihubungkan atau dibebankan pada unit atau proses tertentu. Contoh tenaga
kerja tak langsung adalah tenaga pengawas,tenaga pemeliharaan mesin,dan tenaga
pembersih.
Rekening yang digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja langsung dalam
system akuntansi umum disebut tenaa kerja langsung.Sedangkan biaya kerja tak
langsung dicatat dalam satu atau beberapa rekening tenaga kerja tak langsung.
3. Overhead Pabrik
Biaya-biaya produksi lain,selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung
disebut overhead pabrik.Biaya-biaya ini disebut juga biaya produksi tak
langsung.contoh biaya overhead pabrik.
Contoh overhead
pabrik
Tenaga kerja tak
langsung
Biaya listrik pabrik
Bahan tak
langsung :
Biaya gas pabrik
Bahan
Pembersih Depresiasi mesin dan peralatan
Bahan Pelumas
(oil dll)
Amortisasi hak paten
Bahan bakar
(solar dll)
Penghapusan alat-alat kerja kecil
Reparasi gedung
dan peralatan pabrik Asuransi tenaga kerja
Asuransi
peralatan pabrik Pajak
penghasilan tenaga kerja
Pajak bangunan
pabrik
Pabrik
4. HARGA POKOK PRODUK DAN BIAYA PERIODE
Dalam perusahaan manufaktur terjadi baik biaya periode maupun harga pokok
produk.Harga pokok produk dikeluarkan
untuk tujuan mendapatkan barang dagangan atau menghasilkan produk jadi.
III.
AKUN
– AKUN PERUSAHAAN JASA
Klasifikasi akun – akun perusahaan jasa :
1. Aktiva (Assets)
Kekayaan atau sumber
ekonomik yang dikuasai oleh perusahaan dan digunakan untuk mencapai
tujuan perusahaan.
a) Aktiva Lancar (Current Assets)
Adalah uang tunai atau
aktiva lainnya yang diharapkan segera menjadi uang tunai co :
• Kas (Cash)
• Surat Berharga (Marketable Securities)
• Piutang Usaha (Account
Receivable)
• Piutang Wesel (Note
Receivable)
• Perlengkapan (Supplier)
• Biaya Dibayar Di muka /
Persekot (Prepaid Expenses)
b) Aktiva Tetap (Fix Assets)
Aktiva tahan lama berwujud
yang digunakan dalam usaha pokok perusahaan.
co :
tanah,bangunan,kendaraan,peralatan
c) Aktiva Tetap Tidak Berwujud
(Intangible Assets)
Mencerminkan hak atau posisi
yang mnguntungkan perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan.
co : hak cipta / hak paten,
hak cetak, goodwill
2. Kewajiban (Liabilities)
suatu jumlah rupiah yang harus dibayar atau dilunasi perusahaan dengan
menggunakan kekayaan perusahaan kepada pihak di luar pemilik.
a) Kewajiban Lancar (Current
Liabilities)
kewajiban yang diharapkan
akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun dengan menggunakan sumber dari
aktiva lancar
co : Utang usaha, Utang
wesel,Utang biaya, Penghasilan diterima di muka / Persekot Penghasilan
b) Kewajiban Tetap (Fixed
Liabilities)
pinjaman jangka panjang
dengan atau tanpa jaminan benda tetap/benda tidak bergerak.
co : Utang obligasi, Utang
hipotik
3. Modal (Owner’s Equity)
Dari sudut pandang perusahaan : jumlah yang harus dibayar atau
dikembalikan kepada pemilik (utang kepada pemilik)
Dari sudut pandang pemilik modal : hak residual atas aktiva perusahaan
setelah dikurangi dengan semua kewajiban.
co : setoran dari pemilik, prive atau deviden, laba ditahan
Ø
Ayat
Jurnal Penyesuaian (AJP)
Suatu catatan transaksi dua sisi.
Sisi debet dan kredit, yang digunakan untuk menyesuaikan beberapa transaksi hingga tepat mencerminkan
nilai transaksi pada waktu tertentu.
Ada 7 transaksi yang diikuti oleh AJP pada akhir periode akuntansi :
1. Pendapatan diterima di muka
2. Piutang Pendapatan
3. Biaya dibayar dimuka
4. Utang biaya
5. Kerugian piutang
6. Penyusutan
7. Biaya Pemakaian Perlengkapan
Ø
NERACA
LAJUR
adalah suatu kertas kerja yang berisi kolom atau lajur yang dirancang
berisikan rangkuman rekening-rekening dan saldonya yang tercantum dalam neraca
saldo sebelum penyesuaian, jurnal penyesuaian dan neraca saldo setelah
penyesuaian.
dilakukan :
1. Untuk mempermudah dalam pembuatan Laporan Keuangan
2. Memudahkan mencari
kesalahan yang mungkin terjadi dalam pembuatan
jurnal penyesuaian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar